Monday, October 31, 2011

Mendamba Pemimpin Sejati

Jika dulu, para sahabat RA sangat takut untuk dipilih menjadi seorang pemimpin, maka sekarang, ada banyak orang berlumba-lumba menjadi pemimpin. Semua mengaku terbaik!
Benar sabda Rasulullah SAW ketika beliau menyampaikan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

"Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).

Memilih pemimpin bukanlah perkara mudah, sebab calon yang terpilih itulah yang akan membawa label pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan tanggungjawab yang menentukan nasib jutaan jiwa umat. Suka tidak suka, mereka yang terpilih itulah yang kemudian akan menorehkan tinta sejarah di negeri ini. Meskipun torehan itu masih tanda tanya besar, apakah akan menjadi tinta emas yang senantiasa dikenang atau tinta hitam yang senantiasa diratapi. Mampukah ia menjadi pemimpin sejati, atau menjadi pemimpin yang menghianati amanat rakyat.

Pemimpin merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan penyatuan. Namun harus kita sedari juga bahawa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Ia memerlukan kompetensi, kelayakan dan aktiviti yang prima untuk memimpin orang bawahannya.
Melihat pentingnya kepemimpinan, sebagai seorang Muslim, tentu tidak boleh sembarangan dalam memilih pemimpin. Jangan sampai “memilih kucing dalam karung” menghantui kita.

PERANAN SEORANG PEMIMPIN

Menurut perspektif Islam ada dua peranan yang dimainkan oleh seorang pemimpin:

1. Pelayan (khadim)
Pemimpin adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin yang dimuliakan orang lain, belum tentu hal tersebut sebagai tanda kemuliaan. Kerana pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya.
Seorang pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia menafkahkan lebih banyak, dia bekerja lebih keras, dia berfikir lebih kuat, lebih lama dan lebih mendalam dibanding orang yang dipimpinnya.
Demikianlah pemimpin sejati yang dicontohkan Nabi SAW. Bukan sebaliknya, pemimpin yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari orang-orang yang dipimpinnya.

2. Pemandu (muwajjih)
Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik agar selamat sampai di tujuan tentu saja itu baru tercapai dengan sempurna jika di bawah naungan syariat Islam.

KAREKTERISTIK PEMIMPIN DALAM ISLAM

Perlu disedari, dalam memilih pemimpin ada tanggung jawab yang akan dipikul di hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya seorang pemilih mengenal calon pemimpinnya. Agar dapat mengetahui kesesuaiannya dengan karakter pemimpin ideal yang diatur oleh Islam. Kalau ternyata sesuai, maka jangan hanya disenyapkan suara.
Di antara karakteristik pemimpin dalam Islam, ialah:

1. Jujur
Pemimpin Islam haruslah jujur kepada dirinya sendiri dan pengikutnya. Seorang pemimpin yang jujur akan menjadi contoh terbaik. Pemimpin yang perkataan dengan perbuatannya sentiasa seiring dan sejalan.

2. Kompetensi
Kompotensi dalam bidangnya mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin Islam. Orang akan mengikuti seseorang jika ia benar-benar meyakini bahawa orang yang diikutinya benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya.

3. Inspiratif
Seorang pengikut akan merasakan 'aman' jika pemimpinnya membawanya pada rasa nyaman dan menimbulkan rasa optimis seburuk apa pun situasi yang sedang dihadapi.

4. Sabar
Pemimpin Islam haruslah sabar dalam menghadapi segala macam persoalan dan keterbatasan, serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

5. Rendah hati
Seorang pemimpin Islam hendaklah memiliki sikap rendah hati. Tidak suka menampakkan kelebihannya (riak) serta tidak merendahkan orang lain.

6. Musyawarah
Dalam menghadapi setiap persoalan, seorang pemimpin Islam haruslah menempuh jalan musyawarah serta tidak menentukan keputusan sendiri.
Asy-Syeikh Abdurrahman As-Sa'di Rahimahullah mengatakan, "Jika Allah mengatakan kepada RasulNya padahal beliau adalah orang yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya dan paling banyak ideanya, "Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (Surah Ali Imran: 159). Maka bagaimana dengan yang selain beliau?"

7. Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya
Kapasiti ilmiah serta empati dan rasa sensitiviti yang baik akan mereka yang dipimpinnya, pada akhirnya akan melahirkan seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya. Komunikasi yang baik kepada rakyatnya bukanlah sekadar kemampuan retorik yang baik, tetapi juga kemampuan memilih hal yang akan dilempar kepada umum serta waktu yang tepat dalam melemparkannya. Kematangan seorang pemimpin akan membuatnya mampu berkomunikasi yang jauh dari sikap emosional. Dan yang terpenting dari semua itu adalah sang pemimpin akhirnya mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam sebuah keadaani yang memang diperlukan oleh rakyat yang dipimpinnya.

RAHSIA KEKUATAN PEMIMPIN

1. Kekuatan iman, ilmu, dan wawasan yang luas
Seluruh nabi dan rasul memimpin dengan kekuatan iman dan ilmu. Nabi Sulaiman AS memerintah hampir seluruh makhluk (seperti jin, binatang, angin) dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Nabi Muhammad SAW dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Dengan ilmu dan iman seorang pemimpin sanggup memimpin dirinya (seperti memimpin matanya, hatinya, lidahnya, fikiran dan hawa nafsunya) sebelum memimpin orang lain.

2. Ibadah dan taqarrub kepada Allah.
Ibadah dan banyak bertaqarrub kepada Allah, dapat melahirkan kewibawaan, ketawadhu'an, kesabaran, optimisme, dan tawakkal. Ibadah dan taqarrub juga akan melahirkan kekuatan rohani yang dahsyat.

3. Keteladanan.
Ketika Rasulullah SAW mengajak jihad, beliau bertempur paling depan, bersedekah paling ringan dan hidup paling bersahaja. Ketika Rasulullah SAW menyuruh bertahajjud, beliaulah yang kakinya bengkak kerana banyak bertahajjud. Ketika Rasulullah SAW meminta umatnya untuk berhias dengan akhlak mulia, beliaulah manusia yang paling mulia akhlaknya.

KAREKTERISTIK PENGIKUT DALAM ISLAM

1. Taat
Seorang pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin dipilih menggunakan jalan musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang menang dan yang kalah untuk taat kepadanya, kecuali sang pemimpin telah melanggar ketentuan Allah dan membuat kerosakan).

2. Dinamik dan kritis
Seorang pengikut harus dinamik dan kritis dalam mengikuti kepemimpinan seseorang. Islam tidak mengajarkan suatu ketundukan buta atau sekadar ikut-ikutan.

PENUTUP
Bagi pemimpin dan calon pemimpin masa depan, amanah yang anda dambakan bukanlah suatu kemegahan dan kebanggaan. Bahkan demi mengingat beratnya beban amanah, Khalifah Umar bin Al Khattab memberikan sebuah ungkapan, "Saya sudah cukup senang jika dapat keluar dari dunia ini dengan impas; tidak mendapat dosa dan tidak pula mendapat pahala."

Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam syurgaNya sebagai sumber kekuatan hidup anda.

Dan bagi yang akan memberikan pilihan dan selanjutnya akan dipimpin, marilah kita sedari bahawa kesempatan kita hanya sekali untuk melakukan pilihan dengan tepat. Setelah itu, kemampuan kita dalam menentukan arah kepemimpinan tidak sekuat di saat kita memilih. Setidaknya, kita telah berusaha melakukannya. Dan yang pasti, pilihan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Oleh itu, akan sentiasa diperlukan seorang Muslim yang mampu menentukan pilihannya secara cerdas dan tepat.